BISIKAN TERINDAH

Terkenang aku pada barisan bunga-bunga
berjejer rapi di tepi taman
Langit bulan September mengiringi langkah kita
dan bumi masih saja menangis.

Anehnya, aku terbiasa pada mendung, gerimis, hujan
bahkan pada umpatan-umpatan alam
Seperti sejarah yang tertuang
dalam kenangan kita.

Pada rekah musim
kata-kata seperti ingin menangkap segalanya:
kupu-kupu di rindang pepohonan
cericit burung di tepian kolam
dan senyumanmu — rekah dalam kerangka ingatan.

Di sanalah, kita mampu menembus waktu
dan menghalau jarak.
Meski terkadang, hanya ada ritme suara lesat air
menghantam bumi
namun, begitulah bisikan terindah pernah aku dengar.

Dan ketika waktu merenggut kita dengan banyak cara
takdirku sempurna sudah
cinta dapat membutakan mata —
untuk sekadar melihat
dalam sinaran samar
: semesta.

Husnan dan Rafael Yanuar (27 September 2011)