Kisah terangkai pada cengkrama malam
di bawah semburat purnama dan kemilau bintang
canda tawa menutup jejak tapak nestapa
: lukisan indahnya persahabatan
Seberkas sinar melintasi perbukitan
mengecup mesra rerumputan dan padang ilalang
menghalau bayang bayang
Siluet tercetak:
Kuda putih menggeliat, merentang sayap-sayap perak
membagi asa dalam kepak
Serupa kilau tajam pena sang samurai, menggugah ikrar
Terpatri pada senyum tulus teratai ; sempurna
Kemilau surai emas sang singa menyimpan bijak laksana
Kucing gurun sembunyikan cakar, matanya memancar tegar
Terpukau hening bening permukaan danau khazanah
Alirkan kesejukan
Pada satu belahan daratan
jiwa jiwa tertanam; teguh
Pada biru gelombang lautan
ada hati terikat; erat
Malam berlalu
Cahaya mengalir memendam kilau bintang
mengubah kelam menjadi terang
memadu syahdu simfoni persahabatan
Pada mereka, jiwajiwa kelana langit
Bertuliskan nasib seperti bintang
Bersama mengitari hutan jagat raya
Sampai pada fajar, berderap langkah bersama
Mendekatlah, ulurkan tangan
satukan genggam menuju singgasana matahari
tempat cahaya membiaskan warnawarni pelangi pada gemericik tirta
dari Hippocrena hingga Paviliun Naga
tempat kisah bersuanya jiwa terangkai di bawah lampion jingga
terukir abadi dengan tinta emas, cemerlang serupa petir
menyampaikan salam, nun dari Koria
saat bisikan angin sabana terhampar mengalun lembut
jauh menjangkau tanah semenanjung, menyapa Jawadwipa,
Celebes hingga Andalas
Di sisi Mahakam seorang gadiskecil menguntai senyum
padanya terukir jejak kebahagiaan jiwa kelana
Dengar….. dengarlah, ….rasakan…
nyanyian kodok menemani musim penghujan
nyanyian unggas membawa warta
Pada musim semi abadi, satu kata tumbuhkan seribu nyawa
Floresence….musim bunga!
Ketika tanda-tanda baca menghunjam isyarat makna
dari kelopaknya kudengar nyanyian indah persahabatan
memacu melodi rasa hingga tercipta harmoni mesra
kala khilaf dan maaf saling melengkapi
tinta cerita terangkai bagai pelangi
Kemarilah…ulurkan tanganmu, sobat,
yang jauh … yang dekat…yang tinggi atau rendah
dimanapun dan kapanpun berada…
Kita bersama melayang, menyapa buana
Berkalung butir tasbih parahamba
Meliuk sukma ikut alunan angin ke mana membawa
Sebab bersamamu
Jiwa takkan pernah sendiri
Pada daratan, pada lautan dan atmosfer baka
Menyelam dalam satu lentera; Cinta!
Mengantar daras puja dan doa, hanya padaNya
– pada akhirnya…
180409
Kolaborasi bersama:
Ika, Micka, Mitsu, Nalda, Resa, Yanuar
Balikpapan – Surabaya – Jakarta – Medan – HK – Cirebon